Pernahkah kamu merasa seperti seorang penipu dalam hidupmu sendiri? Merasa bahwa meskipun segala prestasi dan usaha, ada suara kecil yang terus berkata, “Aku tidak pantas mendapatkannya”? Itulah yang disebut dengan Imposter Syndrome—sebuah fenomena di mana kamu meragukan diri sendiri, seolah tidak cukup baik untuk meraih apa yang sudah kamu capai.
Tapi tahukah kamu? Banyak dari kita mungkin pernah mengalami ini, bahkan tanpa menyadarinya. Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan perasaan tak cukup ini? Apa yang membuat kita merasa seperti seorang “penipu” dalam hidup yang seharusnya kita nikmati?
Menelusuri Akar Imposter Syndrome
Ketika kamu terus memaksa pikiran untuk melampaui kemampuan tubuhmu, sesuatu dalam dirimu terputus. Pikiran dan tubuh tidak lagi sejalan. Mungkin kamu berpura-pura hadir, tetapi di dalam, kamu merasa kosong. Inilah saatnya perasaan terputus dari diri sendiri mulai muncul, dan di sinilah Imposter Syndrome berakar.
Kamu mungkin merasa kelelahan, emosional, tetapi tetap memaksa diri untuk melangkah maju. Tubuhmu butuh istirahat, namun pikiranmu menolak untuk berhenti. Ini seperti berada dalam mode bertahan hidup yang konstan—tidak benar-benar hadir dalam hidupmu sendiri. Akhirnya, kamu merasa seperti penipu di dunia yang kamu ciptakan, berusaha menjaga penampilan luar tanpa benar-benar merasa terhubung dengan dirimu sendiri.
Menyelaraskan Kembali Diri dengan Tubuh
Kunci untuk keluar dari jebakan Imposter Syndrome adalah menyadari perasaan yang sebenarnya kamu alami dan menerima kehadiranmu dalam setiap momen. Autentisitas lahir dari penerimaan. Artinya, jika kamu merasa lelah, izinkan dirimu merasakannya tanpa menghakimi. Jangan berusaha melawan biologimu. Terima kelelahan itu sebagai bagian dari dirimu, dan sadari bahwa itu adalah isyarat dari tubuhmu yang meminta istirahat.
Saat kamu mulai jujur dengan diri sendiri—menerima apa yang kamu rasakan dan tidak memaksa diri untuk terus maju tanpa henti—perasaan terputus akan perlahan hilang. Kamu akan kembali terhubung, merasa lebih autentik, dan hidup akan terasa lebih sejalan dengan siapa dirimu sebenarnya.
Langkah Menuju Kasih Sayang Diri
Tidak ada yang salah dengan mengakui bahwa kamu kelelahan atau merasa tidak cukup. Faktanya, semakin banyak kasih sayang yang kamu berikan pada dirimu sendiri, semakin kuat hubunganmu dengan dirimu yang sesungguhnya. Ketika kamu jujur pada teman dan keluargamu tentang apa yang kamu alami, kamu membuka ruang untuk pemulihan sejati—baik secara fisik maupun emosional.
Lain kali, saat kamu merasa seperti seorang “penipu” atau terbakar habis, alih-alih terus berlari dari perasaan itu, cobalah untuk duduk sejenak. Rasakan semuanya. Dalam dunia Zen, ada sebuah pepatah “Untuk bisa berlari, pertama-tama kita harus belajar untuk berhenti.” Berhenti bukan berarti menyerah, melainkan memberi ruang bagi tubuh dan jiwa untuk pulih dan kembali terhubung.
Apa Selanjutnya?
Jika kamu merasa bahwa Imposter Syndrome sering menghampirimu, cobalah untuk lebih memperhatikan apa yang tubuhmu butuhkan. Jangan takut untuk mengakui bahwa kamu perlu istirahat, atau bahwa kamu sedang merasa terputus. Itu adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Dan yang pasti, jangan pernah takut untuk menjadi autentik! Menunda untuk menjadi autentik hanyalah kesia-siaan yang akan kita sesali kemudian, cepat atau lambat.
Dan bagaimana jika dirimu masih tetap ragu? Jangan ragu untuk berbagi. Ceritakan kisahmu dan mari kita lihat langkah apa yang bisa kita buat bersama.
Much Metta,
Cinh Tomoidjojo
Leave a Reply